Selasa, 27 Juli 2010

sejarah kota pati

CUKUP beralasan bila Pati dijuluki kota paranormal. Kota yang terletak 76 kilometer timur Semarang Jawa Tengah ini, memiliki lebih dari 1.000 personel, yang berprofesi sebagai dukun, paranormal atau yang lebih halus disebut alternatif. Dari jumlah tersebut, 100 di antaranya benar-benar telah teruji kekuatan daya linuwih-nya. Bahkan lebih dari 10 di antara mereka yang cukup dikenal masyarakat Indonesia. Malah ratusan warga Australia, Filipina, Hongkong, Taiwan, Singapura, Malaysia, dan Arab Saudi, mulai tertarik dan menjadi pelanggan paranormal kota ini.



Untuk lebih mengukuhkan Pati sebagai kota paranormal, salah seorang "dedengkotnya" yang lebih dikenal dengan nama Bos Edy, dipilih sebagai Ketua Umum Paguyuban Alternatif Indonesia (Pati) yang beranggotakan 3.000 paranormal. Semula disebut Persatuan Paranormal Indonesia (PPI). "Kesannya kok kurang sreg, kurang pas dan agak negatif. Sehingga kami sepakat mengubah nama itu," tutur Bos Edy.

Sedang pengukuhan lainnya dapat dilihat dengan ditemukannya 24 tokoh masyarakat setempat yang dikenal memiliki daya linuwih. Lengkap dengan riwayat hidup dan makamnya. "Itu yang akan kami bukukan dan sebagai salah satu unsur pelengkap dari buku tebal tentang sejarah, perkembangan, dan budaya supranaturalnya Wong Pati," ujar Imam Suroso alias Mbah Roso, yang menjabat sebagai Ketua Dewan Guru Pati, sekaligus guru besar padepokan Bumi Walisanga.

Kabupaten Pati yang berpenduduk lebih dari 1,2 juta jiwa dan tersebar di 405 desa, memiliki puluhan tempat atau petilasan yang berkaitan erat dengan sejarah kerajaan dan legenda masyarakat. "Salah satu di antaranya yang dijadikan sarana untuk mengasah ilmu daya linuwihnya adalah Pintu Mojopahit di Desa Rondole, sekitar 2 kilometer baratlaut Kota Pati. Sejarah Pati juga dikenal lewat Adipati Pesantenan (Adipati Pati I-III), disusul Adipati Pragola I-III, baru kemudian diperintah seorang bupati" tambah Mbah Roso.

Ada satu lagi ciri khas Pati sebagai kota supranatural: Kompleks rumah padepokan Bumi Walisongo yang terletak di Jalan Diponegoro Pati nomor 72. Pagar keliling terbuat dari bahan sejenis monel dan jeruji besinya bermotif keris "luk 7" sehingga tampak kontras dengan rumah di sekitarnya.

Kota yang akrab dijuluki kota pensiunan ini akan dijadikan kota tujuan wisata spiritual yang pertama di Indonesia dengan mengedepankan makam dan petilasan orang terkenal, orang sakti, orang hebat atau orang-orang yang memiliki daya supranatural semasa Kerajaan Mojopahit dan Mataram.

PERKEMBANGAN pesat personil supranatural di kota Pati baru tampak terlihat sekitar lima tahun terakhir setelah "keilmuan" mereka mulai diperkenalkan kepada masyarakat umum lewat media cetak, elektronik, artis, kalangan selebriti, pejabat dan tokoh masyarakat.

Juga setelah obat-obatan mulai mahal, tarif dokter dan rumah sakit meningkat, serta perubahan sikap serta perilaku masyarakat, yang cenderung mulai mempercayai pengobatan alternatif. Suatu ketika Bos Edy pernah mengungkapkan secara "guyon" kepada Kompas, kehadirannya beserta rekan anggota PPI/Pati adalah untuk menyembuhkan orang bingung. "Obat mujarabnya cuma sugesti. Jadi saya ini sebenarnya jual sugesti bagi orang bingung. Namun orang yang bingung dan mencari alternatif penyembuhan ini umumnya berkantung tebal," tuturnya jujur.

Meski mengaku hanya menjual sugesti, tetapi para pelakunya harus senantiasa menimba, mencari, menciptakan, mengasah, mengembangkan, memperdalam dan lebih menekuni ilmunya, antara lain secara rutin berpuasa, mengunjungi makam Wali Sanga dan tempat peninggalan orang-orang yang dikenal punya daya lebih.

Bahkan Mbah Roso yang baru berumur 35 tahun ini juga memperdalam ilmu pengetahuannya di salah satu universitas hingga selesai S-1, dan menunaikan ibadah haji. Paranormal bertubuh sedang yang sehari-harinya juga dikenal sebagai anggota Polisi Wilayah Pati ini juga menyandang gelar haji.

Menurut bapak dari seorang putri ini, menambah ilmu melalui universitas dan ilmu agama merupakan upaya lebih memperjelas jati dirinya. "Bahwa ilmu supranatural yang saya peroleh sejak kelas IV Sekolah Dasar ini bukan sekadar ilmu yang sarat muatan keris, kembang, kemenyan, dan misteri seperti pendapat masyarakat umumnya. Saya menjalani "laku" cukup berat, lalu saya padukan dengan ilmu pengetahuan dan agama dan ini akan selalu berkembang terus. Saya juga selalu menjaga penampilan, agar tidak terkesan sebagai dukun, yang biasa divisualkan dalam pakaian yang serba hitam dan rambut panjang," tegas Imam Suroso.

Bukan hanya itu saja, dalam menjalankan praktik sehari-hari, suami Jeng Asih, paranormal yang dijuluki Ratu Susuk Indonesia, ini juga menerapkan pengobatan secara medis. Artinya ramuannya dites lebih dahulu di laboratorium dan diakui Departemen Kesehatan.

Ketika Kompas menyaksikan dari dekat Padepokan Bumi Walisongo, terlihat puluhan karyawan berada di balik meja komputer. Ruang kantornya nyaman dan ada tempat produksi berbagai jenis obat serta ramuan. "Jumlah seluruh karyawan 28, termasuk 6 satpam dan 2 sopir. Setiap minggu kami menerima dan membalas sekitar 100 surat dari berbagai kota di Indonesia dan 7 negara lain yang dikirim via Internet maupun kantor pos," ujar Heru Christiyono Amari yang dipercaya sebagai pimpinan karyawan padepokan Bumi Walisongo.

MELIHAT padepokan milik Mbah Roso ini, muncullah pertanyaan dari mana ia memperoleh dana untuk membiayai semua itu? Paranormal yang bergelar Sang Pangeran Pengasih ini tidak mau membeberkan secara terbuka. Tetapi, harga berbagai jenis produk padepokan Bumi Walisongo yang diiklankan di puluhan media cetak dan elektronik bercerita banyak. Harganya antara Rp 300.000 - Rp 5 juta. Belum termasuk biaya konsultasi yang tidak ada tarif resminya.

Ia tidak hanya membuka praktik bersama istrinya di Pati setiap hari Selasa - Rabu, tetapi juga di Hotel Sentral, Jalan Pramuka, Jakarta setiap Sabtu dan Minggu. Termasuk mengasuh rubrik konsultasi problem keluarga/jodoh/seks di delapan harian, majalah, dan tabloid. "Saya juga tidak tahu secara pasti, tetapi yang saya kelola setiap bulannya rata-rata di atas Rp 100 juta," tutur Heru.

Dengan penghasilan Rp 100 juta dari profesi paranormal, ditambah gaji tetap sebagai anggota Polri, lalu penghasilan sampingan dari usaha burung walet, wartel dan sebagainya, penghasilan Mbah Roso mengungguli penghasilan dokter setempat, meskipun ini bukan gambaran umum paranormal melainkan hanya yang sudah terkenal
sumber: http://students.ukdw.ac.id/~22012689/Budaya.htm  http://ardiwarawiri.blogspot.com

2 komentar:

Anonim mengatakan...

rembol pati siap membantu
kere grombol dari pati
ttd
kompi polines
komunitas mahasiswa pati polines

BELAJAR BAHASA mengatakan...

Pati memang kota dengan seribu paranormal, siap mengguncang dunia dengan berbagai ilmu gaib